Halo, pemirsa! Pada hari Kamis, sikap hawkish Fed dan ekspektasi kenaikan tajam suku bunga membebani pasar saham. Pasar saham Asia diperdagangkan bervariasi setelah Wall Street ditutup merah. Sehingga aset-aset berisiko kemungkinan akan terus turun dan sentimen bearish hanya akan meningkat.
Kemarin Wall Street menutup bulan Agustus dengan penurunan harian keempat beruntun, yang memperjelas kinerja Agustus terlemah dalam tujuh tahun. Aset-aset berisiko masih diperdagangkan jauh di atas level-level yang dicapai sebelum pertemuan FOMC bulan Juli. Pesimisme juga memuncak karena September biasanya dianggap sebagai bulan terburuk di pasar saham. Terlebih, ini menjadi satu-satunya bulan di mana saham lebih banyak turun daripada naik.

Para trader juga harus ingat bahwa sentimen pasar berubah pesimis karena beberapa bank sentral besar telah beralih ke kenaikan tajam suku bunga. Meskipun ada beberapa sinyal bahwa inflasi telah memuncak, Fed berjanji untuk dengan agresif menaikkan suku bunga dalam jangka panjang.

Presiden Federal Reserve Bank Cleveland, Loretta Mester, pada hari Rabu menyatakan bank sentral perlu mendorong suku bunga ke atas 4% pada awal tahun depan dan mempertahankannya di level tersebut guna membatasi inflasi. Dirinya juga mempertegas risiko resesi di AS selama satu atau dua tahun ke depan. “Masih terlalu dini untuk mengatakan bahwa inflasi telah mencapai puncak, apalagi turun ke level 2%”, ujar Mester.

Selama Fed tetap memperketat moneter, dolar AS akan terus bullish terhadap para pesaingnya. Hari ini greenback akhirnya menghentikan penurunan beruntun dan mencapai puncak. Mata uang ini naik ke level tertinggi 20 tahun. Pada sesi Asia, indeks dolar AS diperdagangkan dalam channel naik 108.77-109.13. Namun, para analis yakin para spekulan belum sepenuhnya memperhitungkan kebijakan hawkish Fed. Oleh karena itu, dolar AS mungkin terus menguat. Asumsi ini tampak akurat mengingat bahwa hari ini, dolar AS telah mencapai 108.90 berkat bias bullish yang kuat.

Seperti biasa, dolar AS naik signifikan terhadap yen. Pasangan dolar/yen mencapai 139.69, level tertinggi 24 tahun. Faktor bearish utama bagi yen adalah melebarnya selisih antara suku bunga acuan Fed dan BoJ. Artinya, keputusan kebijakan moneter Fed akan sangat berdampak pada arah dolar/yen selanjutnya. BoJ kemungkinan besar tidak akan mengubah kebijakan moneternya. Yang terpenting, dalam pidatonya, Gubernur BoJ, Haruhiko Kuroda, menggarisbawahi kebutuhan untuk tetap berpegang pada sikap yang sangat longgar. Namun, salah satu pejabat senior Kementerian Keuangan pada hari Kamis menyatakan bahwa pemerintah Jepang memantau pergerakan mata uang dengan "urgensi tinggi".

Namun, intervensi verbal BoJ tidak membantu yen memulihkan pelemahan. Terlebih, imbal hasil obligasi pemerintah AS menguat menyusul kenaikan greenback. Seperti yang bisa dilihat di chart, pasangan ini berangsur menuju level 140. Jika menembus level ini, level target selanjutnya mungkin di 139.19.

Pada sesi Asia, pasangan ini diperdagangkan dalam kisaran 138.93-139.68. Para ahli strategi forex kini memperkirakan USD/JPY tergelincir ke level 140. Penurunan kurs ini bisa memaksa regulator untuk mengintervensi dan mendukung mata uang nasional.

Dolar Australia yang sensitif terhadap risiko juga kehilangan momentum menyusul kenaikan mata uang AS. Dolar Australia turun ke bawah level support Agustus, mendekati level terendah Juli. Indeks PMI Manufaktur bulan Agustus tergelincir ke 49.3, yang bearish bagi the Aussie.

Berita dari China juga suram. Negara ini kembali memberlakukan lockdown akibat lonjakan kasus baru. Beberapa perusahaan berhenti beroperasi total akibat pembatasan ini. Langkah ini tentunya akan melemahkan perekonomian China.

Oleh karena itu, prospek jangka pendek dolar Australia tetap bearish. Pasangan AUD/USD turun pada Kamis pagi ke level 0.6831. Mata uang ini kemungkinan akan bergerak dalam koridor menurun 0.6794-0.6848.
Seiring datangnya bulan September, para trader menantikan pertemuan FOMC mendatang. Peluang kenaikan suku bunga 75 basis poin kini sebesar 75%.
Di sisi lain, para spekulan juga mengharapkan statistik makro baru. Misalnya, beberapa negara UE akan mengungkap Indeks PMI Manufaktur mereka hari ini. Jerman akan merilis data penjualan ritel dan Prancis akan merilis angka PDB. Sekian untuk kali ini. Berlangganan channel kami dan terus ikuti perkembangan pasar! Sampai jumpa!

00:00 Intro
01:24 USDX
02:40 USD/JPY
03:17 AUD/USD
https://www.ifxsale.com/id/

#berita_forex #asia_sesi #instaforex_tv